Tips Meningkatkan Rasa Percaya Diri pada Remaja Pemalu

Tips Meningkatkan Rasa Percaya Diri pada Remaja Pemalu
Credit: Freepik. Rasa malu sebenarnya bukan hal yang buruk dan wajar dimiliki setiap orang.

Bagikan :


Masa remaja merupakan masa peralihan dari anak-anak menuju masa dewasa. Pada masa ini remaja menghadapi banyak perubahan dalam dirinya sehingga terkadang remaja merasa bingung harus bersikap. Wajar jika remaja tiba-tiba kehilangan rasa percaya dirinya dalam menghadapi banyak hal. Bagaimana mengatasinya?

 

Mengapa Remaja Menjadi Pemalu?

Pemalu adalah sifat atau karakteristik dimana seseorang cenderung merasa gugup, gelisah atau cemas ketika berinteraksi sosial terutama dengan orang asing. Biasanya hal ini terlihat ketika anak berada di lingkungan baru.

Tak perlu khawatir jika Anda mendapati anak remaja memiliki sifat pemalu. Pasalnya, sifat pemalu merupakan sifat alamiah yang dimiliki oleh manusia. Rasa pemalu bisa dimiliki siapa saja, berapa pun usianya dan apa pun status sosial yang dimilikinya.

Akan tetapi, jika remaja memiliki rasa kurang percaya diri dan sifat pemalu berlebihan hal ini dapat membatasi perkembangan dirinya. Orang tua perlu mendorong anak untuk lebih percaya diri jika merasa anak memiliki sifat pemalu.

Dilansir dari Verywell Family, pemalu dapat dipengaruhi oleh faktor genetik. Remaja yang tumbuh dari lingkungan keluarga pemalu juga dapat tumbuh menjadi remaja pemalu.

Selain itu, remaja yang tumbuh di lingkungan overprotektif dan pernah mendapat pengalaman buruk ketika mencoba sesuatu hal juga dapat menyebabkan ia tumbuh menjadi remaja pemalu dan kurang rasa percaya diri.

 

Cara Membangun Rasa Percaya Diri pada Anak Pemalu

Ada beberapa cara yang bisa dilakukan orang tua untuk membantu anak agar tumbuh menjadi remaja yang percaya diri, yaitu:

1. Melatih anak untuk berani bicara dengan orang lain

Bagi anak yang pemalu, bicara dengan orang lain termasuk keluarga sendiri terkadang dapat menimbulkan rasa gugup dan gangguan kecemasan. Untuk mengatasinya, latih anak untuk berani bicara dengan orang lain mulai dari keluarga sendiri seperti sepupu atau kakek-neneknya.

Saat bicara, latih anak untuk melakukan kontak mata, membentuk postur tubuh yang penuh percaya diri, basa-basi, dan tersenyum saat memulai percakapan. Semakin sering berlatih bertemu dengan orang lain, maka si kecil akan semakin terbiasa mambangun percakapan dengan orang baru.

2. Latih bakat anak

Dorong anak untuk menemukan bakatnya atau berlatih hal-hal yang ia sukai. Dengan memiliki kemampuan yang bisa ia tekuni dengan baik, hal ini dapat menumbuhkan rasa percaya dirinya.

3. Beri contoh pada anak

Jika Anda ingin anak remaja Anda memiliki rasa percaya diri yang baik, Anda juga perlu mencontohkan pada anak secara langsung bagaimana memiliki rasa percaya diri ketika bertemu dengan orang lain.

4. Hargai usaha anak

Anak yang terus-menerus dikritik akan memiliki rasa percaya diri yang rendah. Pahami bahwa anak Anda butuh waktu dan proses untuk menghilangkan rasa malu dan rasa tidak percaya dirinya.

Oleh karena itu, selalu apresiasi upaya anak ketika ia mencoba melawan perasaan tersebut. Dengan dorongan motivasi dari Anda, maka anak akan semakin semangat untuk mencoba berani.

5. Ajarkan untuk bersikap asertif

Anak yang malu dan tidak percaya diri terkadang mudah di-bully oleh teman sesamanya. Untuk itu, Anda juga perlu mengajarkan pada anak untuk berani bicara agar ia nyaman untuk mengekspresikan pikiran dan perasaannya dalam tata krama yang baik.

 

Rasa malu sebenarnya bukan hal yang buruk dan wajar dimiliki setiap orang. Namun orang dengan sifat pemalu dan rasa percaya diri yang rendah cenderung menghindari aktivitas sosial karena takut untuk bertemu orang lain dan khawatir akan pandangan orang pada dirinya. Hal ini tanpa disadari dapat menghambat perkembangan potensi remaja.

Untuk itu, orang tua perlu terus mendukung anak untuk mengembangkan potensi dirinya dan melatih anak agar berani untuk berinteraksi dengan orang baru.

Mau tahu tips dan trik kesehatan, pertolongan pertama, dan home remedies lainnya? Cek di sini, ya!

 

Writer : Ratih AI Care
Editor :
  • dr Nadia Opmalina
Last Updated : Kamis, 13 April 2023 | 07:13